1. Definisi perubahan iklim
Definisi paling umum dari perubahan iklim adalah perubahan dalam sifat statistik (terutama rata-rata dan penyebaran) dari sistem iklim ketika dipertimbangkan dalam jangka waktu yang lama, terlepas dari penyebabnya. Karenanya, fluktuasi dalam periode yang lebih singkat dari beberapa dekade, seperti El Niño, tidak mewakili perubahan iklim.
Istilah "perubahan iklim" sering digunakan untuk merujuk secara khusus pada perubahan iklim antropogenik (juga dikenal sebagai pemanasan global). Perubahan iklim antropogenik disebabkan oleh aktivitas manusia, berbeda dengan perubahan iklim yang mungkin dihasilkan sebagai bagian dari proses alami Bumi. Dalam pengertian ini, terutama dalam konteks kebijakan lingkungan, istilah perubahan iklim telah menjadi identik dengan antropogenik pemanasan global. Dalam jurnal ilmiah, pemanasan global mengacu pada kenaikan suhu permukaan sementara perubahan iklim termasuk pemanasan global dan segala sesuatu yang mempengaruhi peningkatan level gas rumah kaca.
Istilah terkait, "perubahan iklim", diusulkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 1966 untuk mencakup semua bentuk variabilitas iklim pada skala waktu lebih dari 10 tahun, tetapi terlepas dari penyebabnya. Selama tahun 1970-an, istilah perubahan iklim menggantikan perubahan iklim untuk fokus pada penyebab antropogenik, karena menjadi jelas bahwa aktivitas manusia berpotensi mengubah iklim secara drastis. Perubahan iklim dimasukkan dalam judul Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) dan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Perubahan iklim sekarang digunakan sebagai deskripsi teknis dari proses, serta kata benda yang digunakan untuk menggambarkan masalah.
2. Penyebab perubahan iklim
Perubahan iklim terjadi ketika perubahan dalam sistem iklim bumi menghasilkan pola cuaca baru yang bertahan selama setidaknya beberapa dekade, dan mungkin selama jutaan tahun. Sistem iklim terdiri dari lima bagian yang saling berinteraksi, atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (es dan permafrost), biosfer (makhluk hidup), dan litosfer (kerak bumi dan mantel atas).
Sistem iklim menerima hampir semua energinya dari matahari, dengan jumlah yang relatif kecil dari interior bumi. Sistem iklim juga memberikan energi ke luar angkasa. Keseimbangan energi yang masuk dan keluar, dan perjalanan energi melalui sistem iklim, menentukan anggaran energi Bumi. Ketika energi yang masuk lebih besar dari energi yang keluar, anggaran energi bumi positif dan sistem iklim memanas. Jika lebih banyak energi keluar, anggaran energi negatif dan bumi mengalami pendinginan.
Saat ini, energi yang diterima dari matahari semakin lama semakin banyak namun, proses pengeluaran energi tersebut terhalang atau terpantulkan karena adanya efek rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi memiliki efek seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam atmosfer bumi. Hal ini yang menyebabkan udara makin panas. Seharusnya panas dari matahari dipantulkan ke luar atmosfer menjadi terperangkap di atmosfer sehingga suhu di bumi naik.
Berikut ini adalah penyebab-penyebab makin tingginya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer:
a) Penebangan dan pembakaran hutan
Pohon sangat berguna karena dapat mengubah gas karbon dioksida menjadi oksigen yang bermanfaat untuk kita, akan tetapi manusia suka melakukan penebangan hutan dan membakarnya untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Selain itu, saat hutan dibakar menghasilkan gas-gas rumah kaca yang tentu dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
b) Penggunaan bahan bakar fosil
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu berlebihan bukan hanya berdampak buruk pada kualitas udara, tapi juga dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
c) Pencemaran laut
Lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi.
d) Industri pertanian
Pertanian dalam skala besar (industri) menggunakan pupuk buatan yang sangat banyak. Pupuk yang dipakai tersebut melepaskan gas nitrous oxide ke atmosfer yang merupakan gas rumah kaca.
3. Jenis perubahan iklim
Perubahan iklim tiba-tiba
Perubahan iklim yang terjadi secara tiba-tiba terjadi akibat kondisi sistem iklim yang tidak linier. Proses perubahan terjadi secara mendadak dan tidak terduga sebelumnya. Suatu perubahan iklim dikatakan mengalami perubahan yang tiba-tiba apabila terjadi perubahan ciri khas iklim karena ada paksaan dari luar. Peristiwa yang termasuk dalam perubahan iklim tiba-tiba yaitu sirkulasi termohalin, pencairan gletser secara cepat, pencairan material organik dari tanah atau batuan es yang bersuhu dibawah 0°C secara cepat atau percepatan siklus karbon akibat peningkatan respirasi tanah.
4. Dampak perubahan iklim
a) Peningkatan suhu Bumi
Peningkatan suhu Bumi terwujud dalam bentuk pemanasan global. Suhu bumi yang meningkat berdampak pada peningkatan konsumsi energi dan peningkatan bencana penyakit di dalam kehidupan manusia. Peningkatan penggunaan energi dan penurunan produksi tanaman atau gagal panen dapat menyebabkan meningkatnya ancaman kelaparan. Penguapan air yang berlebihan akibat peningkatan suhu menyebabkan ketersediaan air di permukaan Bumi sangat terbatas. Bersamaan dengan itu, peningkatan suhu Bumi menyebabkan terjadinya kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap. Peningkatan jumlah kabut asap berdampak pada peningkatan wabah penyakit malaria, demam berdarah, diare, dan gangguan pernapasan.
b) Perubahan curah hujan
Perubahan curah hujan teramati dengan jenis musim yang tidak menentu. Pada musim hujan, curah hujan menjadi sangat tinggi sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan longsor. Bencana alam ini kemudian mengurangi luas lahan pertanian, menyebabkan kekeringan dan penurunan ketersediaan air secara berkepanjangan. Kondisi ini kemudian mempengaruhi pasokan air untuk wilayah perkotaan dan pertanian, serta meluasnya kebakaran hutan.
c) Kenaikan suhu dan tinggi muka laut
Kenaikan suhu permukaan laut membuat terumbu karang rusak dan arah arus laut berubah. Kondisi ini kemudian mengubah pola migrasi ikan di laut dan berpengaruh terhadap penghasilan nelayan. Peningkatan suhu permukaan laut juga membuat genangan air laut meluas dan wilayah pesisir lebih sering mengalami abrasi dan meningkatkan intrusi air laut ke daratan sehingga mengancam kehidupan di wilayah pesisir.
d) Pergeseran musim
Perubahan iklim mengakiatkan terjadinya pergeseran musim. Bencana kekeringan dan penggurunan terjadi larena musim kemarau akan berlangsung lebih lama dari waktu normalnya. Dampak kekeringan akan dirasakan oleh manusia. Sementara itu, tingkat curah hujan sangat tinggi pada saat musim hujan dengan waktu yang lebih singkat dari waktu normalnya. Peningkatan curah hujan ini menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor.
e) Kesadaran pembangunan berkelanjutan
Perubahan iklim memberi peluang bagi terciptanya kesadaran akan pembangunan berkelanjutan di dalam pemikiran masyarakat global. Berbagai dampak negatif yang telah dialami secara langsung oleh masyarakat memberikan kemungkinan pemanfaatan perubahan iklim secara positif. Perubahan iklim meningkatkan daya cipta dan reka baru terhadap model bisnis dan model politik. Melalui pembangunan keberlanjutan, masyarakat meningkatkan penggunaan cara-cara mutakhir dalam mengelola alam berdasarkan kearifan lokal yang ada di lingkup negara atau global.
Tugas
1. Definisikanlah perubahan iklim
2. Jelaskanlah jenis perubahan iklim
3. Jelaskanlah penyebab perubahan iklim
4. Jelaskanlah dampak perubahan iklim
Comments